Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2010

NOT

Sendiriku. Nadaku. Mengalun memecah kesunyian malam. Aku, paranadaku. Mendayu melunakkan siang. Senandung lagu kebahagiaan. Tentang rasa yang malas berpijar. Tapi nikmat dirasakan. Aku. Gumamku. Lirih menyambut pedih. Saat syahdu bersenandung ditemani malam. Bersiap terluka di kala siang. Ataupun mereguk nikmat disela strategi berjuang.

SEPERTI HUJAN MALAM INI

Menyedihkan, Seperti hujan malam ini Terkutuk kau pekat! Menyelubung hati ini Terengah-engah bernafas Menyedihkan sangat Ingin teriak sekencang-kencangnya Dan menangis sepuasnya Apa daya air mata enggan turun Dekapmu ingin selalu dirasa Bercumbu dengan nikmat Melantunkan nada-nada yang indah Bergurau tentang apa saja Seperti mimpi tak berarti Pilar menegak Mungkin tidak sampai langit Salahkah berdiri? Lariku selamatmu Sedihku bahagiamu Keputusan terberat Serta merta keputusan terbodoh Ingin sekali mendapat jawaban Mengartikan bait-bait rahasia alam Bisakah bahagia Tanpa cela Ataukah menjadi sesaat Seperti hujan malam ini Menyejukkan disaat yang tepat Datang disaat yang tepat Menenangkan disaat yang tepat Membahagiakan disaat yang tepat Inginku, seperti hujan malam ini

GUMAM

Sedih... Sangat sedih Dedariku luput mimpi Tiba jalan baru potong jalur lama Kering akal, bisa hancur jalin Kemana harus mengadu? Atau hanya permainan waktu Melenggang tanpa tahu tujuan Disana cerah disini samar Samar... Kacaukan mimpi Biar hebat kelak disana Disana... Telah aku tebar remah hati Agar tumbuh lebat kedigjayaan Pondasi itu aku Remuk redam biar saja Sendiri menikmati sakit dan galau Agar cerah Disana Tak samar Tak sedih

(Sebuah karya terdahulu..)

Untuk orang yang aku sayang, dengarkan Kadang kita butuh awan hitam untuk melindungi dari terik matahari Kita butuh hujan untuk melepas panas Kita butuh matahari untuk terangi hari-hari kita Kita butuh mimpi buruk agar kita selalu mengingat mimpi indah Jalan panjang yang terbentang ini harus kita lalui Kadang berbatu, menanjak, menurun dan mendatar lurus Ini cuma senandung lagu dilema kehidupan kita semua Kita menari-nari bersama untuk melupakan sedih kita Teriakan benci kita angin akan membawa berita Bintang-bintang dalam gugusan menangis di tengah malam Taklukkan sepi membuat rasa nyeri di tiap-tiap sendi tulangku Aku lelah dengan segala kisah redup ini Cahaya tak bertuan aku dapatkan tapi tak mampu untuk menerangi hati Perihal rasa yang aku bina terinjak oleh hina dan terbuang percuma Perihal hati membeku menjadi sebuah angkuh sifat hati yang terdepan Kenapa aku mesti berlari bila berjalanpun sudah melelahkan Mengapa aku harus berenang jauh bila sudah terjaring dalam jala Butir-buti