Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2011

BEKASI

Di tempat itu aku pelajari arti kasih sayang Di tempat itu aku tumbuhkan kepercayaan Di tempat itu aku bangun mimpi yang begitu megah Ketika sesuatu menjadi kenangan Disana aku jadikan salah satu sejarah hidupku Perihal perjalanan panjang yang selalu aku lakukan Meninggalkan Selatan dari sudut Jakarta Untuk mendapatkan senyum dan keindahan yang menungguku di rumah itu Harum tubuh menanti, peluk cumbu menyemangatkan aku lagi Setelah didera letih akan terpaan situasi jalan Saat aku dan dia mengarungi kota itu Bercengkrama di tempat biasa kita habiskan waktu Dengan senda gurau yang kerap kita lakukan Nikmati semua hal yang ada Atau ketika kita hanya bercakap-cakap di rumahmu saja Sambil menikmati teh hangat buatanmu yang sungguh nikmat Tiap teguk akan mampu membasuh jiwaku yang letih Makin pulih dengan mendengar suaramu, menikmati senyummu Semua itu, Takkan bisa aku lupa, sampai kapanpun Kota itu, Kenanganku Disana pernah kutemukan hati yang menakjubkan Kuper

GUNDAH GULANA

Yang diharapkan datang, tapi dengan bentuk yang berbeda Akankah tetap aku jalani, ataukah sekedar mencoba? Menelisik pikiran yang sudah tak mampu berpikir Menggelitik otak tentang hal yang belum dikuasai Haruskah ditempuh? Maksud hati cepat terpenuhi mimpi Bergegas wujudkan angan Apa daya bimbang yang menjadi pintu menuju itu Bantu aku meyakinkan hati ini Untuk menjalani atau meninggalkannya Biar tak usah galau lagi Menikmati hari tanpa beban berat yang mesti kupanggul lagi Lagi-lagi hati ini meracau Masih memberikan argumen-argumen penyangkalan Pikiran ini pun terhasut Berusaha mengikuti kata hati Tapi hati tak beri kepastian yang pasti Arrghh, Mesti bagaimana aku

MEMATA-MATAI MATA-MATA

Sial, aku masih saja memata-matainya Masih mencuri gambaran senyumnya Memandangi wajah manisnya Mengagumi tatapan lembutnya Masih lemah saja aku Lengah sedikit kembali mengingatnya Kalau begini kapan aku kuat kembali Tampak masih jauh beraniku merelakannya Ingin rasanya dapat tersenyum lepas seperti dia disana Tanpa beban melangkah dan cepat melupakan kisah itu Seperti tak terjadi apa-apa lagi Kembali seperti sedia kala, bahagia menyertai Setelah kisah itu berakhir, apakah dia pernah memikirkan aku dalam detik hidupnya? Apakah dia merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan? Apakah dia sempat terpuruk dan menderita hebat dalam merasakan sakit ini? Ingin aku menanyakan kepadanya bagaimana cara tercepat melupakan kisah itu Bagaimana jalan pikirannya hingga sanggup memusnahkan kisah yang mungkin telah usang itu Aku disini masih mencoba merangkak keluar dari nestapa Meraba-raba dalam gelap berharap cahaya penyelamat datang menyelamatkanku Aku masih sering terjaga

BUAH SESAL

Kesalahanku melepaskanmu Kekhilafanku membiarkan kau pergi Tinggal aku disini menyesalinya Waktu memang tak dapat melangkah mundur Keputusan terberat yang ditempuh kini berdampak buruk Aku terpuruk, tak mampu lekas melupakannya Hati ini sudah merasa menemukan yang terbaik dalam dirinya Segala mauku ada pada dirinya Segala anganku ada pada dirinya Memang keputusan terberat yang ditempuh Kesalahan yang besar yang aku rengkuh Menjadikan aku seperti ini Hilang kendali, kesadaran perlahan hilang Dia yang begitu sempurna dimataku Begitu elok menurutku Seseorang yang aku cari-cari selama ini Yang mampu melengkapiku Malah aku lepaskan Begitu bodoh aku melepaskannya Bukan mempertahankan dan meyakinkan dia Terlalu banyak pikiran yang menghambat beraniku mempertahankan dia Dia pergi, yang aku sanjung Yang aku banggakan Yang aku yakini dia itu pantas untukku Kini tak lagi menjadi milikku Aku melepasnya Tidak mempertahankannya Aku sungguh-sungguh menyesalinya Ak

MEMBENAHI HATI

Hati ini sedang patah, sepatah-patahnya Ibarat kayu yang terpotong menjadi bagian-bagian kecil Layaknya kaca yang pecah berkeping-keping Hancur lebur tiada yang tersisa Mengharapkan yang tidak pasti Menginginkan sesuatu yang sepertinya mustahil terjadi Seperti karam perahu hidup ini Hingga terbenam di dasar lautan kesedihan, tak terselamatkan lagi Sesuatu yang aku perjuangkan, hal terindah yang aku impikan Perlahan hilang seperti meredupnya cahaya matahari senja Hal yang aku jadikan penyemangat, perlahan lenyap Dengan gegap gempitanya, dia jumpa riang Disini aku berupaya membenahi hati Menata ulang mimpi yang sempat berdiri dengan megah Yang begitu besarnya hingga aku yakin akan menjumpainya dalam kenyataan Tapi tak jua bersua Aku yang dulu begitu membanggakan malam Kini menjadi pembenci malam Aku yang dulu tak begitu menghiraukan pagi Kini berharap selalu dipeluknya Berupaya keras aku bangkit dari keterpurukan Ku ambil lagi kekuatan-kekuatan yang dahulu aku s