Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

SEMBUNYI

Elok rupa merayap sejuk Perlahan merambat hati Disana dialah keindahan Pemegang kendali apa yang kumau Perjuangan keras menahan rasa Sesuatu yang sepertinya tidak boleh berjalan Mati - matian menjaga rahasia Biar selamanya sembunyi Sesungguhnya engkau mungkin tahu Walau berusaha tak mau tahu Akupun berjuang keras bersikap seperti itu

SUMBAT

Pekat bulat merapat tercekat Sendat berat melambat rapat Pesat karat merambat cepat Merapat penat hambat hangat Laknat pukat mencekat kuat Lumat sarat pemikat semangat Surat tersirat gurat hebat Muslihat dahsyat pemikat hangat Sangat berat Lebat terhujat Jerat mengikat kuat Tersurat giat mencuat hebat semangat menghangat

REHAT

Sudahi sejenak berlari Menepi dari jalan kehidupan Menyudut mencari tempat teduh Usap peluh Beri irama normal kembali bagi nafas Hembuskan penat Lelah akan segala upaya wujudkan mimpi Mencari jawaban atas segala pertanyaan Yang menghambat kinerja otak Apa salahnya? Dimana letak jawabannya? Apakah terlalu luas tersebar Ataukah terlalu cakap bila mudah didapat Baiklah. Aku rehat. Menepis segala tanya sebentar Mengabaikan kabar yang tersiar oleh angin Aku istirahat sejenak Beralih pikiran dari jalur utama Menyenangkan hati Menenangkan hati Meneduhkan pikiran Meluruhkan beban Aku rengkuh semangat baru Aku pudarkan dulu jenuh Aku akan mulai berlari kembali Saat aku siap menantang lagi matahari

TERCEMAR

Aku tercemar Oleh segala rupa tingkahmu Bisa saja aku takluk sempurna oleh senyummu Arrghh, Mati aku Sepertinya menjalar sudah dialiran darah Mengobrak-abrik pertahananku Bisa jadi kaulah pengendali aku Semoga tidak Bisa mati bahagia aku jika benar itu Kemudian aku tak bisa menikmati hari Dimana melambatnya waktu yang diharap Agar puas mencicipi syahdu lakumu Tetaplah disitu Ya, dibagian itu Aku akan menikmati sedikit saja dari pesonamu Tak banyak, cukup sedikit Itupun sudah mampu meluapkan bahagiaku Hampir meledakkan semangatku Cukuplah kau disitu Ya, disitu Beri sedikit saja sesuai kadar penerimaanku Aku yang kan mengolahnya Menjadi amunisi semangatku Tak perlu kau bergerak lebih Beri senyum terbaik dan terdalammu saja Itu sudah amat sangat cukup Dan kau tak perlu menguras tenaga Cukuplah kau disitu Ya, di dalam ruang hati

POS

Langit membiru Dan awan beristirahat di peraduannya Matahari dengan semangat membagi cahayanya Meruang hati yang sepi Panas menjalar tak teduh Tak membakar Namun membuat gerah Aah, seandainya ada Sebuah pos dengan penuh kata menyejukkan Berteduhlah aku disana Membaca tiap katanya dengan khidmat Merenungi tiap kalimat yang tersirat akan sarat Tak peduli panas atau hujan Tetap sama kondisi, sejuk menenangkan

DUA

Pemihak dua Atas segala pembagi rasa Tertuju arah cabang Penentu langkah selanjutnya Atas pesona besar Pemberi hak yang menentukan Menanti segera tuntas Lama dipendam hanya membuat dinding imajinasi Segerakan laksana.. Dua

GUNTUR

Sayup kau berdengung Selinting getar seirama sendu disini Apa aku harusnya menggelegar seperti kau Biar semua tahu apa itu penat penuh Tanpa tahu mereka apa yang bergemuruh disini Sampai nanti mereka melihat kilat yang mengagetkan Kau akan terbelak mata Kabut ini menjadi menyesakkan Mungkin sebentar lagi akan turun hujan lebat Membasahi kau Mengaburkan pandangan dan menyesatkan arah Terdengar menggelegar guntur ini hingga terhenyak Mungkin kau akan tersentak sejenak Degup jantung hanya sesaat tak berirama Dan kau akan kembali normal Mencari tempat yang teduh tanpa keluh Akupun tahu tak bisa selamanya penat Dan kaupun takkan mau dalam lingkaran rekat Sampai tiba masa dimana aku menuju cerah Akupun telah senang menuntaskan kilatku Lalu menggapai cerahku Hingga nafas lega mengalir sempurna Degup jantung berdetak syahdu Berirama menenangkan Tanpa cela lelah Dan aku puas menikmatinya

FIGUR

Aku dan semarak yang meninggalkan Sedih juga kehilangan Ternyata dia berarti Kisah tertoreh buat arti Dimana senyum yang didamba tiba Mata melembutkan hati menatapnya Reda keluh kala tawa menyelimuti Sesungguhnya berat menahan ego Ingin jumpa dan katakan yang sebenarnya Kebenaran yang benar - benar ingin diucap Bahwasanya dia ingin aku pilih Penghuni hati Peneduh jiwa Penyemangat diri Pelipur lara Tempat lepas lelah dipangkuannya Pelebur penat dengan membelai rambutnya Bermesra dalam kecupannya Jika hilang maka hilang Jika pudar maka pudar Namun hati punya kuasa Terjaga oleh kala yang tak mempunyai ruang Jika dia tahu maka jelas terbaca Bahwasanya ada rasa aku kepadanya Yang sebenar - benarnya Lelaki kelu lidah akan perasaan Besarnya keinginan bertahan Menggenggam erat tangan dan tercipta pelukan Hilang perih buat dia selalu nyaman Jika bisa aku mau dia Jika bisa sesumbar aku akan terus inginkan dia Biar dia yang menggenggam hati ini Menjaga dan m

PESAN

Mungkin Kau telah mengetahui pesan yang tersirat dariku Atau mungkin Kau memang tahu apa yang tertulis dipikiranku Segala rangkai kalimat memberi tahu Bentuk ragu dan jemu yang termangu Kau mungkin telah tahu Atas apa yang kuperdengarkan kepadamu Apa langkah penenang hatiku Berpura kau tidak mau tahu Pun telah menetes tinta keluh disitu Dengan tuturmu Rangkai kata sederhana sarat makna Meneduhkan gundah Sedikit celah terbuka Seakan pertanda pesan telah kau terima

SODA

Gelembung membuncah Seperti itulah Perlahan melambung, kemudian meletup Singkat mungkin waktu yang tersedia Tidak penuh akan cerita segala hal untuk kau kenang Melipur lara membunuh amarah Menyelusup dihari - harimu Ketidakpastian kisah yang tersemat dihati Ataukah memang sekedar pemberhentian hati? Gelembung membuncah Seperti itulah Perlahan melambung, kemudian meletup Saat kau kembangkan sayap Semakin keras kepakan Melambungkanmu Melesatkan kau ke tempat tujuanmu Masih tertinggal diingatan Debur ombak merayu pesisir pantai Saat laju kereta tak terkejar Saat hujan tiba -tiba membuat kuyup Atau beberapa cerita yang membuat kita tertawa Mudah kau dengar lantunan kata manis Yang mungkin ingin kau dengar Bisakah kau simpan makna yang terkandung didalamnya? Bukan hanya kau dengar Gelembung membuncah Seperti itulah Perlahan melambung, kemudian meletup Dari hati yang sempat kau singgahi Gerak kecil peledak semangatmu Gunakanlah, selaku bongkahan landasa