Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2011

MASIH HAL YANG SAMA

Memang masih berkutat dengan penat Tak luput galau mengikat Selimuti aku, dengan petuah-petuah membangkitkan Terpuruk tersendat kacau Jemari bergerak lemah tak berdaya Hanya menguatkan akal dan semangat raga kacau pun jiwa terbengkalai langkah-langkah lemah yang lunglai tertahan mencoba tegak Saat rapuh memang harus datang Ketika pertahanan jiwa benar-benar diserang Lumpuhkan mereka, dengan tangguhku Menyatukan ragam mimpi yang pernah diciptakan Merajutnya dalam kehangatan kenyataan Tetap berpendapat masa itu akan datang Dimana harapan yang diharap akan tiba Dengan derap tegap bergemuruh membahana Membawa cahaya yang akan terangi jalan yang kelam Menyilaukan setiap mata-mata yang memandang Seperti keyakinan ini yang tak meragukan Semua itu akan datang dengan pasti Apapun tempat yang ditempuh Seberapa luas jalur yang kan dikayuh Tetap berdiri tegap menghadapi semua itu Hal-hal yang mengganggu dan berusaha menjatuhkan Segala bentuk rintang yang menghentikan

KAU HARUS TAHU

Bukan maksudku mengganggu langkah terbaikmu Bukan inginku menghambat terpuji tingkahmu.. Untukku Bukanku, meredupkan cahayamu Sebuah keinginan terbesar, menjagamu dan membuatmu nyaman tanpa kegalauan Tenanglah tenang, senyummu adalah penenangku Tawamu adalah canduku Dan sesungguhnya lelaki takkan ingin melihat wanitanya bersedih Setetes air matamu adalah belati tertajam yang mampu mengoyak tegarku Tersenyumlah untuk satu hal, Lapangkan hatimu, hanya untukku Dan bila aku kembali dari pengembaraan meniti hari, Aku akan pulang kepangkuanmu, dengan cerita tentang elok senja, cubitan mentari, belaian angin malam dan hujatan hujan... Kuutarakan semua, sambil kureguk nikmatna secawan senyummu dan segala bias bentuk keindahan Hingga kumampu tertidur dengan pulas.

RUANG TERSEMBUNYI YANG DISIAPKAN UNTUK HAL INI

Bertubi-tubi datang Mencekik tiap kepalang Elok tiada datang Merana kian menerjang Laga tiada tanding seimbang Berupaya melawan semua yang menghadang Kian besar kian lantang Tak mau menyerah dalam peluk gersang Jerami yang terbakar kan membahana asap buana Kemilau gemintang tak berselera Berteman lagi dengan malam Mencari arti lagi ditemani nuansa kelam Siapa mengira bukan sebuah yang datang? Gerombolan pengacau masuk ke halaman nyamanku Berusaha keras mengusir Pertahankan yang ada dan memperbaiki yang tercela Masuk kembali ke ruang peristirahatan Mendamaikan lagi hati dan pikiran Berjuta jalan keluar terhampar sepadan Beribu cabang akal menjadi akar pemikiran Satu per satu, dengan segenap kekuatan, Kita urai lagi menjadi seutas rapi, masalah yang terpecahkan

NIKMATI KEBEBASAN, SEBELUM PADAT MENGIKAT!

Untuk waktu senggang yang tersisa, nikmatilah. Untuk saat-saat menjelang kepadatan waktu, rayakanlah. Kita bebaskan gelora. Bercanda dan meneriakan segala keluh kesah. Melakukan hal yang ingin dilakukan. Memanjakan diri dengan hal-hal yang disenangi. Sampai pikiran tenang.. Sampai jiwa kita damai.. Hingga kita dapat bersiap menghadapi segala hal yang mungkin terjadi.. Dalam langkah kita selanjutnya.

YANG DIPENUHI CAHAYA

Seseorang pernah berkata "Aku merasa semua lampu-lampu menyorot kepadaku. Semua kehidupan terfokus padaku" Ya, itu sifatmu, nikmatilah. Aku hanya sebatang lilin yang kecil artinya. Sinarku tak berguna untukmu. Bila kupadamkan sinarku, itu tak berpengaruh padamu. Engkau masih berfikir bahwa lampu-lampu yang menyinarimu lebih hebat. Lebih bermakna. Lebih terang. Ketika semua padam dan sepi, kau datang. Untukmu kupersembahkan terbaikku untukmu kukerahkan sinarku untuk menerangimu, walau hanya sebagai lilin kecil. Ketika semua terang lagi, kau kembali memadamkanku. Lalu berlari dan menari ditengah pentas yang penuh sinar-sinar lampu yang kau banggakan. Kau menikmati peranmu.. Riangmu begitu hebat.. Senangmu begitu meluap ketika kau tebar pesonamu. Artiku begitu kecil dikehidupanmu. Manfaatku hanya dikala sepimu.

KESEKIAN KALINYA

Dimana orang yg bisa aku letakkan kitab galau? Dimana manusia yang bisa menidurkan risau? Ketika mereka bercerita, dimana aku harus bercerita? Saat tiba ada yang berkata "Ada apa kau? Maukah kau bercerita padaku apa yg sedang terjadi?" sejenak tersenyum, menghela nafasku, dalam hati bergumam.. Dialah, pengikis resahku. Meski maaf, aku tak bisa berucap semua. Maklumi aku, itu sifatku. Tapi aku percaya akan keajaiban alam... Orang itu pasti mempunyai hal yg menakjubkan untuk menafsirkan segala, hingga akhirnya dia tahu semua.

SAMPAI SAAT ITU TIBA

Bila retak, cepatlah menjadi puing. Jikalau tak nyaman, segeralah pergi. Bertahanku untuk menunggu waktu itu. Cepatlah pergi kalau kau mau. Kemasi sgala hal-hal yg kau beri padaku jika itu maumu. Cepatlah, sebelum datang waktu itu. Biar lenyap gelisahku. Satu tujuanku, mengerucut niatku, perbesar semangatku. Lihat saja, aku akan segera meraih hal itu!

SINGGAHI LAGI SELATAN

3 hari kutinggalkan selatan. 3 hari kutempati barat. Menikmati segala pesona yg tersaji. Melenyapkan penat, menggeliatkan semangat. Untukmu masa depanku, kutunggu kau menghampiriku. Aku telah persiapkan sgala hal, untuk menghadapimu. Selatanku yg kutinggalkan.. Kutapaki lagi jalan yg biasa kutempuh. Kembaliku, juangku. Dengan semangat yang baru, aku siap menghadapimu.

RENUNGKAN

Cintaku... Seperti sebuah pohon. Yang kurawat dari kecil hingga berbuah ranum. Tak luput kumerawatnya. Kusirami dengan air kasih sayang. Kupupuki dengan canda tawa. Kupotong dahan-dahan kebosanan. Kupangkas daun-daun kesedihan. Namun, bila seseorang yang kusayang, atas namanya aku merawat pohon tersebut, menebang pohon itu.. Takkan kuizinkan lagi dia mendekati pohonku.

DIMANA

Seharusnya ada yang menuntunku menuju bahagia Seharusnya ada yang memugar lagi puing-puing semangatku Seharusnya ada yang mengikat penatku Semestinya ada yang membunuh sedihku Semestinya ada yang menumbuhkan nyaliku Semestinya ada yang melahirkan lagi semangatku Hanya dengan sebuah senyum dan pelukan, itu lebih dari cukup Dimana hal itu? Menghilangkah? Meredupkah? Menghindarkah? Sebaiknya aku tak berharap banyak... Lebih baik belajar tersenyum sendiri untuk membangkitkan jiwaku ini

SESUATU YANG DISEMBUNYIKANNYA

Akalku saja ataukah benar, perubahan sedang terjadi. Curiga, pantaslah kulakukan. Sudah siapkah dia berlari tanpa aku iringi? Hmm, bila benar, ku salutkan! Hanya menanti kejujuran. Meski melupakan segala kenangan, meski harus mengecap getir rasa.. Tak apalah. Biar disana bahagia atas jalan hidupnya. Biar dia bebas merentangkan sayapnya, mengepaknya dan berkelana sesuka hati... Tanpaku.

YANG MENCEMASKAN, YANG MERAGUKAN

Apa tanda kepunahan rasa? Atau sedang mencapai kelangkaan perhatian? Tertunduk, bukan menangis Merenungkan hal-hal yg memenuhi hati Sekedar berkelakar untuk meredupkan pertengkaran batin Jiwaku, rapuhku. Akalku, kebanggaanku, musuhku Terpekik tersudut malam Terperajat diberitahukan siang Seakan-akan tak terjadi apa-apa Berbekal riang hamburkan tanya mereka Jauh di kedalaman hati... Ingin sendiri, Memikirkan atas yang terjadi padanya, darinya Imaji telah terbentuk kuat, dapatkah aku pertahankan? Bisakah aku menjinakkan matahari kecil itu? Atau dia akan tetap liar dengan jalan pikirannya yang tak mungkin kutempuh? Biar saja, Matahari kecil memilih jalan Aku sekedar letupan kecil, agar langitnya benderang... Walau untuk sekejap