Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

KEMELUT

Bagaimana cara Melenyapkan pikiran gelap Yang terlanjur melekat kuat Bagaimana cara Membuang jauh kemelut Yang terlanjur tumbuh mekar di hati Selalu membayang di dalam pikiran Seakan dia tertawa bahagia Tersenyum puas akan kelakuannya Bercerita bangga atas tindakannya Yang telah merusaknya Yang telah meruntuhkan mimpi-mimpinya Penat ini tiada pudar Selalu memenuhi ruang isi kepala Menyesakkan tiap sudut di dalam dada Bagaimana ini Bagaimana seharusnya Bagaimana selanjutnya Bagaimana seterusnya Dia dengan sempurna yang ada pada dirinya Runtuh rasa atas titik hitam yang telah dilakukannya Bagaimana ini Bimbang selalu meraja Berharap datang sebuah wejangan Ataupun bisikan langit untuk menguatkan Atas keadaan yang goyah Untuk ketegasan dalam melangkah Bagaimana lagi Harus bagaimana lagi Segeralah tiba petunjuk jelas dari semesta Untuk menjawab atas segala resah rasa Meninggalkan atau menguatkan Ku memohon dengan sungguh-sungguh Ku memohon dengan sungguh-sungguh Ku memohon dengan sungguh-su

REKAT

Sudahlah, kau denganku saja Akupun begitu, hanya untukmu Sudahi saja keruh masalah Jernihkan lagi apa yang dirasa Sebegitu hebat menyingkirkanmu Sejauh aku berlari menghindarimu Sekuat aku memusnahkan perasaan itu Tetap saja tidak bisa melupakan dirimu Sudahilah ragu, ternyata memang kamu Perempuan yang benar-benar aku tunggu Segala harapan telah ada di dirimu Pemegang rasa ini dan pengendali hatiku Pulanglah lagi kita, ke perasaan semula Yang telah kita upayakan dari pertama Rekatkan lagi rasa yang sempat retak Menguatkan lagi kaki-kaki rasa kita Akan kasih sayang diantara kita berdua

RUNTUH SEBELUM UTUH

Kepada hati yang sedang sakit Mengingat lagi kegemparan hal itu Dadapun kian sesak tiba-tiba penuh Pikiran melantur liar tanpa arah Kadang aku dapat kuat kembali Kadang aku tunduk lagi Saat secara mendadak kenyataan itu aku rasa lagi Sungguh sulit membersihkan memori itu Cerita yang baru terbentuk bahagia Namun runtuh seketika sebelum jadi seutuhnya Mungkin egoku yang membalut erat Menolak kuat rahasia yang terungkap Menarik aku dari jalan mewujudkan mimpi Segala rasa yang ada tidak bisa menyelamatkan Atas ego besarku yang gencar mengingatkan Hati ini yang berhati-hati Sedang mengerut murung kembali Saat bahagia dirasa dengan suka cita Harus pecah dengan cepat menjadi kepingan-kepingan kecil Maaf untuk yang disana Aku tidak bisa memaklumi semua Kau pun bisa tidak memaklumi juga Sembari menyelipkan marah dan kecewa Lakukan saja Karena saat ini aku sedang merasakan marah dan kecewa Dengan kapasitas besar dan berlipat ganda Beserta sedih yang teramat sangat kuat

WAHAI AKU

Wahai hati yang sedang bimbang Dipenuhi beban yang menyesakkan Sampai hilang celah diruang hatimu Kalut akan peristiwa yang menggemparkanmu Wahai jiwa yang berusaha kuat Terbelenggu oleh pertahanan egomu Bertahan dengan pendirian sikapmu Hingga tidak membukakan hati lagi untuk pemilik hati Wahai lelaki yang dirundung duka Ketika mimpi-mimpi hancur seketika Tidak bisa engkau memakluminya Kau dengan segera melepas semua Wahai lelaki yang sedang kebingungan Bertarung hebat menentukan pilihan Sampai kau dengan sungguh memantapkan Memilih sikap yang kau pertuanagungkan sejak dulu kala Wahai aku yang sedang sendu Pahamilah luka yang sedang dirasa Sandingkan dengan ego yang kau punya Nikmatilah semua sampai menemukan kedamaian Wahai aku yang sedang berjuang Menata kembali keping-keping hati Yang hancur berantakan seketika Dan tidak mau menyusun kembali Wahai aku Ikutilah naluri dan pendirianmu Sakit akan kau rasa sekarang Namun sesal tidak akan kau kecap di masa dat

HUJAN AKAN DATANG

Hujan mulai menampakkan diri Anginpun mulai melaju kencang Sayup-sayup membisik hal baru Kita bersiap menghadapi tantangan lama Berkutat dengan basah lawan jengah Sore yang seakan menggelayut cepat Temaram yang mulai hidup lebih awal Hati yang mulai merindukan air awan Berdebar menunggu kepastian mereka datang Basahi kami Sejukkan kami Larutkan kami Berdiri tangguh menghadapi musim selanjutnya Yang akan tiba cepat atau lambat Bersiaplah Hadapi Terjang Panjatkan doa

MENUNGGU KEAJAIBAN DATANG

Sesuatu belum mendarat Masih melayang-layang bebas tanpa arah Berharap ada daratan luas untuk berpijak Berjalan kemudian berlari bebas Masih mengarungi mimpi tak terbatas Menghimpun harapan dari segala arah Memadatkan angan agar jadi kenyataan Tiada jua lelah menenun kesempatan Masih bersembunyi dalam senyum Membaur pedih dalam tawa Melangkah tanpa menundukkan kepala Menunggu keajaiban datang... Tanpa keterangan waktu tepatnya

PAM

Akhirnya kita duduk dalam satu meja Dengan hidangan tersaji diantara kita Bercerita kembali akan asal mula Diselingi kelakar meriahkan suasana Di hadapanku terwujud satu senyum Meluluh lantahkan pertahananku Seakan lupa pendirian yang ditetapkan Membiarkan diri ini mengaguminya Lambat laun tumbuh segar rasa itu Akupun meletakkan rindu untuk hatimu Hingga menjadi belantara kasih Apakah disitu letak harapan? Sesuatu yang aneh untuk diutarakan saat ini Ataukah sebuah pembelajaran? Sesuatu yang diharuskan terjadi untuk melatih diri Kitapun kini telah bersatu dalam rasa Mencoba melarutkan satu sama lain Membaur dalam satu kesatuan hati Kitapun telah berada di sebuah situasi Yang dimimpi-mimpikan sedari dulu Berharap keadaan ini selamanya selalu

UDARA

Beberapa hari ini udara Jakarta berbeda Tidak seperti biasanya yang kering keruh Kini sejuk dingin menyeluruh Matahari pagi yang biasanya cukup memanaskan Kini terangnya saja yang dirasakan Kemudian hawa dingin meraja di pagi hari Pagiku seakan panjang berjalan Tubuh enggan meninggalkan tempat tidur Berharap nyenyak ini masih dinikmati secara lama Udaramu Jakarta, udara biasa Cuacamu saat ini Jakarta, sedang tidak biasa Rutinitasmu Jakarta, tetaplah padat Saat seperti ini Jakarta, langka kudapat Secuil harap timbul dibenak Keadaan ini berlangsung lama Bahkan kalau bisa untuk seterusnya

TEKAD

Wahai musuh terbesarku Mulailah engkau berpikir menyerah Gemetarlah dan melepaskan cengkraman Aku mulai jenuh dengan keberadaanmu Sudah saatnya membinasakanmu Walau perlahan Wahai musuh bebuyutanku Cemaslah kau akan segera pergi dari sini Tidak bisa berbaring nyaman lagi Gelisahlah akan kekuasaanmu yang pudar Aku akan mengeluarkanmu dari sini Selama-lamanya Wahai kegundahan terbesarku Patutlah engkau mengkerut larut lenyap Segera mungkin kau akan terusir selamanya Segera pula kau hilang dari sejarah Kehidupanku yang dulu Keyakinan telah berkembang Perubahan harus ada Sekuat tenaga merubah segala buruk sisi Menerangi hati yang cukup lama gelap Menguatkan langkah yang sering goyah Menancapkan kuku-kuku ke dalam bumi Menguatkan kaki atas angin yang kencang menerjang Membuka mata lebar akan dunia yang terpampang luas Merentangkan tangan menyambut tantangan Kuatkan keyakinan terhadap perubahan diri Sampai aku menguat dan tidak mudah terkalahkan Gigih berjuang tan

HUJAN SETELAH LEBARAN

Setelah sekian lama panas meraja Hujan pun turun Tidak begitu deras, cukup membasahi Hirup udara awal mula hujan tiba Lantai bumi yang basah kian mewangi Disini tenang, mereda gejolak pikiran Gemuruh hati redup sejenak Tergantikan irama rintik hujan Mengalun pelan dan damai Aku duduk bersandar di kursi ruang tamu Menikmati situasi nyaman seperti ini Kadang terpejam mata, agar meresap makna Sesekali meningkat derasnya hujan Tutup jendela agar percikan air tidak masuk ke dalam rumah Tetapi masih tetap terasa ketenangan alam Aku masih duduk di kursi ruang tamu Masih menikmati suasana hujan yang lama ditunggu tiba Mencoba resapi ketenangan yang turut dibawanya kesini Untuk menghilangkan penat yang bersemayam di hati Serta keriuhan di kepala yang terlalu kencang bersuara Hujan ini, penantian itu Sementara panas yang mulai hilang Hawa pekat yang mulai terurai Perlahan menjadi nyaman berkat hujan ini Yang turun dengan lembutnya beserta kebaikannya

MALAPETAKA

Ternyata itu petaka besar Hebatnya mengelabui malam Segala cerita hanya imajinasi belaka Entah bertujuan untuk apa Menghindar mata dengan segala rupa Semakin jelas segala tipu daya Berbicara tentang terang Sesungguhnya dalam keadaan kelam Menyusun kata menipu nyata Meruntuhkan mimpi jadi berkeping-keping Memanipulasi segala arahan cerita Tanpa memberi kesempatan jadi nyata Kekecewaan terbesar tentu dirasa Pemberi noda hitam di dalam hati Masih tidak terima akan segala yang terjadi Mudahnya menipu hati dengan merubah jati diri Menyusun cerita panjang agar dipercaya Kenyataan sebenarnya tidak pernah ada di dunia nyata Kita bukanlah satu Semua itu semu Ternyata itu manusia yang sama Sedari awal membuka suara Pemberi muslihat terbesar yang pernah ada Bersembunyi dibalik muram cerita Butuh waktu lama menyadari itu semua Bahwasanya selama ini hanya bualan saja Kita bukanlah satu Semua itu semu Sudahlah kita benahi semua ini Kembali awal dengan sudahi mimpi Menga