Langsung ke konten utama

TEKAD

Wahai musuh terbesarku
Mulailah engkau berpikir menyerah
Gemetarlah dan melepaskan cengkraman
Aku mulai jenuh dengan keberadaanmu
Sudah saatnya membinasakanmu
Walau perlahan

Wahai musuh bebuyutanku
Cemaslah kau akan segera pergi dari sini
Tidak bisa berbaring nyaman lagi
Gelisahlah akan kekuasaanmu yang pudar
Aku akan mengeluarkanmu dari sini
Selama-lamanya

Wahai kegundahan terbesarku
Patutlah engkau mengkerut larut lenyap
Segera mungkin kau akan terusir selamanya
Segera pula kau hilang dari sejarah
Kehidupanku yang dulu

Keyakinan telah berkembang
Perubahan harus ada
Sekuat tenaga merubah segala buruk sisi
Menerangi hati yang cukup lama gelap
Menguatkan langkah yang sering goyah

Menancapkan kuku-kuku ke dalam bumi
Menguatkan kaki atas angin yang kencang menerjang
Membuka mata lebar akan dunia yang terpampang luas
Merentangkan tangan menyambut tantangan
Kuatkan keyakinan terhadap perubahan diri

Sampai aku menguat dan tidak mudah terkalahkan
Gigih berjuang tanpa ragu menggelayut mengganggu
Tanpa ada lagi pemikiran-pemikiran sendu
Menguatkan tekad dan menyegarkan akal
Tidak akan menghentikan apapun rencana perubahan
Semangatku untuk menggempur musuh terbesar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENUNGKAN

Cintaku... Seperti sebuah pohon. Yang kurawat dari kecil hingga berbuah ranum. Tak luput kumerawatnya. Kusirami dengan air kasih sayang. Kupupuki dengan canda tawa. Kupotong dahan-dahan kebosanan. Kupangkas daun-daun kesedihan. Namun, bila seseorang yang kusayang, atas namanya aku merawat pohon tersebut, menebang pohon itu.. Takkan kuizinkan lagi dia mendekati pohonku.

MALAPETAKA

Ternyata itu petaka besar Hebatnya mengelabui malam Segala cerita hanya imajinasi belaka Entah bertujuan untuk apa Menghindar mata dengan segala rupa Semakin jelas segala tipu daya Berbicara tentang terang Sesungguhnya dalam keadaan kelam Menyusun kata menipu nyata Meruntuhkan mimpi jadi berkeping-keping Memanipulasi segala arahan cerita Tanpa memberi kesempatan jadi nyata Kekecewaan terbesar tentu dirasa Pemberi noda hitam di dalam hati Masih tidak terima akan segala yang terjadi Mudahnya menipu hati dengan merubah jati diri Menyusun cerita panjang agar dipercaya Kenyataan sebenarnya tidak pernah ada di dunia nyata Kita bukanlah satu Semua itu semu Ternyata itu manusia yang sama Sedari awal membuka suara Pemberi muslihat terbesar yang pernah ada Bersembunyi dibalik muram cerita Butuh waktu lama menyadari itu semua Bahwasanya selama ini hanya bualan saja Kita bukanlah satu Semua itu semu Sudahlah kita benahi semua ini Kembali awal dengan sudahi mimpi Menga

MENDUNGKU

Gelap lagi yang ada Gundah lagi yang kurasa Sunyi senyap disini Tak ramai lagi seperti dulu Ditinggalkan penuntun bahagiaku Menuju harapan baru tanpaku... Keputusan itu, kuketahui... Kurestui pula, karena aku juga menginginkannya Menghindari kecewa kelak tercipta Atau sekedar waspada tercipta sedih yang makin meningkat Biarlah dia terbang sesukanya Akupun berlari semauku Disini aku berniat bertahan Tapi hati kian berat tertimpa beban hidup Masalah yang tak kunjung kutemui ujungnya Sesuatu yang tak cepat kuselesaikan Aku mau bernapas lega Tanpa terbebani penat Layaknya kabut tebal menyelimuti hati ini Membekukan imaji yang tak kunjung pulih Sampai kapan ini terjadi... Kapan aku temukan jalan keluar... Aku menunggu harapan yang kuinginkan datang... Tanpa mendung menutupi langitku