Langsung ke konten utama

BUAH SESAL

Kesalahanku melepaskanmu
Kekhilafanku membiarkan kau pergi
Tinggal aku disini menyesalinya

Waktu memang tak dapat melangkah mundur
Keputusan terberat yang ditempuh kini berdampak buruk
Aku terpuruk, tak mampu lekas melupakannya

Hati ini sudah merasa menemukan yang terbaik dalam dirinya
Segala mauku ada pada dirinya
Segala anganku ada pada dirinya

Memang keputusan terberat yang ditempuh
Kesalahan yang besar yang aku rengkuh
Menjadikan aku seperti ini

Hilang kendali, kesadaran perlahan hilang
Dia yang begitu sempurna dimataku
Begitu elok menurutku

Seseorang yang aku cari-cari selama ini
Yang mampu melengkapiku
Malah aku lepaskan

Begitu bodoh aku melepaskannya
Bukan mempertahankan dan meyakinkan dia
Terlalu banyak pikiran yang menghambat beraniku mempertahankan dia

Dia pergi, yang aku sanjung
Yang aku banggakan
Yang aku yakini dia itu pantas untukku

Kini tak lagi menjadi milikku
Aku melepasnya
Tidak mempertahankannya

Aku sungguh-sungguh menyesalinya
Aku sungguh-sungguh menyesalinya
Aku sungguh-sungguh menyesalinya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENUNGKAN

Cintaku... Seperti sebuah pohon. Yang kurawat dari kecil hingga berbuah ranum. Tak luput kumerawatnya. Kusirami dengan air kasih sayang. Kupupuki dengan canda tawa. Kupotong dahan-dahan kebosanan. Kupangkas daun-daun kesedihan. Namun, bila seseorang yang kusayang, atas namanya aku merawat pohon tersebut, menebang pohon itu.. Takkan kuizinkan lagi dia mendekati pohonku.

TENGAH HARI SETENGAH HATI

Matahari kian ke tengah Makin terik, badan kian basah Angin masih lambat melaju Awan berjalan tak padu, terpencar jauh - jauh Aku seakan layu; Kering tak bertenaga Ya sudah, tak apa Sesekali beri waktu buat diri menyendiri Nikmati saja keadaan ini Tak harus terus berjalan Beristirahat sejenak buat hilangkan peluh Sampai matahari bergeser ke barat Menjadi keadaan waktu yang bernama sore Aku akan mencoba bergegas lagi; Tak perlu dipaksakan Toh ini masih waktu senggang Biar tenang sempurna menggenang

MENUNGGU KEAJAIBAN DATANG

Sesuatu belum mendarat Masih melayang-layang bebas tanpa arah Berharap ada daratan luas untuk berpijak Berjalan kemudian berlari bebas Masih mengarungi mimpi tak terbatas Menghimpun harapan dari segala arah Memadatkan angan agar jadi kenyataan Tiada jua lelah menenun kesempatan Masih bersembunyi dalam senyum Membaur pedih dalam tawa Melangkah tanpa menundukkan kepala Menunggu keajaiban datang... Tanpa keterangan waktu tepatnya