Langsung ke konten utama

MEMATA-MATAI MATA-MATA

Sial, aku masih saja memata-matainya
Masih mencuri gambaran senyumnya
Memandangi wajah manisnya
Mengagumi tatapan lembutnya

Masih lemah saja aku
Lengah sedikit kembali mengingatnya
Kalau begini kapan aku kuat kembali
Tampak masih jauh beraniku merelakannya

Ingin rasanya dapat tersenyum lepas seperti dia disana
Tanpa beban melangkah dan cepat melupakan kisah itu
Seperti tak terjadi apa-apa lagi
Kembali seperti sedia kala, bahagia menyertai

Setelah kisah itu berakhir, apakah dia pernah memikirkan aku dalam detik hidupnya?
Apakah dia merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan?
Apakah dia sempat terpuruk dan menderita hebat dalam merasakan sakit ini?

Ingin aku menanyakan kepadanya bagaimana cara tercepat melupakan kisah itu
Bagaimana jalan pikirannya hingga sanggup memusnahkan kisah yang mungkin telah usang itu

Aku disini masih mencoba merangkak keluar dari nestapa
Meraba-raba dalam gelap berharap cahaya penyelamat datang menyelamatkanku
Aku masih sering terjaga dari tidurku di malam hari
Kau masih datang merayu di dalam mimpiku, dengan peran di masa lalu
Membuat aku tak berdaya karena itulah kondisi terlemahku
Hingga pagi menjelang aku terbangun dengan nafas terengah-engah
Seakan cerita lalu kembali datang, aku menyukainya tapi ketika sadar itu hanya mimpi, aku membencinya

Aku mengawali pagi dengan perasaan menyesal begitu hebat
Menutupi semangatku yang seharusnya aku tumbuhkan untuk menjalani hariku
Terlintas lagi kenangan-kenangan terdahulu
Makin membuatku sedih, terpuruk dan meningkatkan kadar penyesalanku

Apakah dia sudah benar-benar lupa akan kisah itu?
Cerita tentang canda tawa kita
Berbagi kisah yang telah dijalani

Apakah dia sudah benar-benar lupa akan kisah itu?
Saat dia memarahiku
Saat aku membuatnya menangis
Saat aku mengantarmu
Saat aku menjemputmu
Saat kita bernyanyi dalam perjalanan pulang
Saat kita menikmati malam
Saat aku membuatmu tertawa
Saat kau membuatku gemas dengan tingkahmu
Saat aku memelukmu
Saat aku mengecupmu

Masih melekat kuat dibenakku segala tingkah lakumu yang senantiasa membuatku tersenyum
Segala kepiawaianmu menghidupkan percakapan
Senyummu yang senantiasa melemahkanku
Segala kenangan itu yang semakin melumpuhkanku saat aku mengingatnya

Sungguh sesal terbesar yang pernah aku rasakan
Sungguh sakit terhebat yang pernah aku alami

Tolong, beritahu aku
Bagaimana cara melewati semua ini
Kau begitu tangguh cepat pulih
Mungkin karena sesalku ini terlalu mendalam hingga aku masih tertatih

Masih memikirkanmu
Seakan hal itu baru kemarin terjadi
Berharap akan kembali
Namun mustahil terjadi

Apakah engkau pernah memata-mataiku?
Apakah engkau sempat memata-mataiku?
Apakah aku masih menjadi penghuni mimpimu?
Apakah engkau terjaga di malam hari dikarenakan kedatanganku dalam mimpimu?
Apakah engkau masih memikirkanku disaat ramainya suasana disekitarmu?
Apakah engkau sempat mengingatku saat kau berada di keramaian?
Apakah aku sempat hadir dalam pikiranmu saat engkau sedang asyik bercakap-cakap?
Apakah aku masih ada tempat di hatimu?
Apakah kau masih ingat aku saat tersenyum bahagia?
Apakah kau masih memikirkanku saat tertawa terbahak-bahak?
Apakah aku selalu terlintas dalam benakmu saat kau bersamanya?
Sekedar sejenak lewat, pernahkah aku ada dipikiranmu saat bersamanya?

Semakin memata-mataimu semakin lemah aku
Aku tak mau lagi, tapi kau masih bisa aku lihat
Aku berusaha mengabaikanmu tapi kau selalu memberi ruang agar aku dapat memata-mataimu
Kau masih dengan riang memberitahu bahagianya hidupmu dalam gambar yang kau tunjukkan ke semua
Sadarkah engkau, dengan sifatmu itu membuatku tak bisa mengobati lukaku ini?
Biarlah, aku tahu itu sifatmu
Biar aku yang mengalah, aku berusaha tak memperhatikan gambaran yang kau umumkan
Sekeras hati berusaha melewatimu, walau itu sulit dilakukan
Justru membuat cerita lalu menggeliat meminta dikenang kembali

Aku ingin seperti dirimu, dapat bahagia tanpaku
Dapat mengguratkan senyum bahagia
Aku berusaha pulih lagi, meski dengan meminta banyak bantuan
Meski membutuhkan waktu yang lama

Aku berusaha
Dengan cara mengabaikanmu
Mengabaikan gambaranmu
Mengalahku, demi kehidupanku yang baru

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENUNGKAN

Cintaku... Seperti sebuah pohon. Yang kurawat dari kecil hingga berbuah ranum. Tak luput kumerawatnya. Kusirami dengan air kasih sayang. Kupupuki dengan canda tawa. Kupotong dahan-dahan kebosanan. Kupangkas daun-daun kesedihan. Namun, bila seseorang yang kusayang, atas namanya aku merawat pohon tersebut, menebang pohon itu.. Takkan kuizinkan lagi dia mendekati pohonku.

TENGAH HARI SETENGAH HATI

Matahari kian ke tengah Makin terik, badan kian basah Angin masih lambat melaju Awan berjalan tak padu, terpencar jauh - jauh Aku seakan layu; Kering tak bertenaga Ya sudah, tak apa Sesekali beri waktu buat diri menyendiri Nikmati saja keadaan ini Tak harus terus berjalan Beristirahat sejenak buat hilangkan peluh Sampai matahari bergeser ke barat Menjadi keadaan waktu yang bernama sore Aku akan mencoba bergegas lagi; Tak perlu dipaksakan Toh ini masih waktu senggang Biar tenang sempurna menggenang

MENUNGGU KEAJAIBAN DATANG

Sesuatu belum mendarat Masih melayang-layang bebas tanpa arah Berharap ada daratan luas untuk berpijak Berjalan kemudian berlari bebas Masih mengarungi mimpi tak terbatas Menghimpun harapan dari segala arah Memadatkan angan agar jadi kenyataan Tiada jua lelah menenun kesempatan Masih bersembunyi dalam senyum Membaur pedih dalam tawa Melangkah tanpa menundukkan kepala Menunggu keajaiban datang... Tanpa keterangan waktu tepatnya