Sial, aku masih saja memata-matainya
Masih mencuri gambaran senyumnya
Memandangi wajah manisnya
Mengagumi tatapan lembutnya
Masih lemah saja aku
Lengah sedikit kembali mengingatnya
Kalau begini kapan aku kuat kembali
Tampak masih jauh beraniku merelakannya
Ingin rasanya dapat tersenyum lepas seperti dia disana
Tanpa beban melangkah dan cepat melupakan kisah itu
Seperti tak terjadi apa-apa lagi
Kembali seperti sedia kala, bahagia menyertai
Setelah kisah itu berakhir, apakah dia pernah memikirkan aku dalam detik hidupnya?
Apakah dia merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan?
Apakah dia sempat terpuruk dan menderita hebat dalam merasakan sakit ini?
Ingin aku menanyakan kepadanya bagaimana cara tercepat melupakan kisah itu
Bagaimana jalan pikirannya hingga sanggup memusnahkan kisah yang mungkin telah usang itu
Aku disini masih mencoba merangkak keluar dari nestapa
Meraba-raba dalam gelap berharap cahaya penyelamat datang menyelamatkanku
Aku masih sering terjaga dari tidurku di malam hari
Kau masih datang merayu di dalam mimpiku, dengan peran di masa lalu
Membuat aku tak berdaya karena itulah kondisi terlemahku
Hingga pagi menjelang aku terbangun dengan nafas terengah-engah
Seakan cerita lalu kembali datang, aku menyukainya tapi ketika sadar itu hanya mimpi, aku membencinya
Aku mengawali pagi dengan perasaan menyesal begitu hebat
Menutupi semangatku yang seharusnya aku tumbuhkan untuk menjalani hariku
Terlintas lagi kenangan-kenangan terdahulu
Makin membuatku sedih, terpuruk dan meningkatkan kadar penyesalanku
Apakah dia sudah benar-benar lupa akan kisah itu?
Cerita tentang canda tawa kita
Berbagi kisah yang telah dijalani
Apakah dia sudah benar-benar lupa akan kisah itu?
Saat dia memarahiku
Saat aku membuatnya menangis
Saat aku mengantarmu
Saat aku menjemputmu
Saat kita bernyanyi dalam perjalanan pulang
Saat kita menikmati malam
Saat aku membuatmu tertawa
Saat kau membuatku gemas dengan tingkahmu
Saat aku memelukmu
Saat aku mengecupmu
Masih melekat kuat dibenakku segala tingkah lakumu yang senantiasa membuatku tersenyum
Segala kepiawaianmu menghidupkan percakapan
Senyummu yang senantiasa melemahkanku
Segala kenangan itu yang semakin melumpuhkanku saat aku mengingatnya
Sungguh sesal terbesar yang pernah aku rasakan
Sungguh sakit terhebat yang pernah aku alami
Tolong, beritahu aku
Bagaimana cara melewati semua ini
Kau begitu tangguh cepat pulih
Mungkin karena sesalku ini terlalu mendalam hingga aku masih tertatih
Masih memikirkanmu
Seakan hal itu baru kemarin terjadi
Berharap akan kembali
Namun mustahil terjadi
Apakah engkau pernah memata-mataiku?
Apakah engkau sempat memata-mataiku?
Apakah aku masih menjadi penghuni mimpimu?
Apakah engkau terjaga di malam hari dikarenakan kedatanganku dalam mimpimu?
Apakah engkau masih memikirkanku disaat ramainya suasana disekitarmu?
Apakah engkau sempat mengingatku saat kau berada di keramaian?
Apakah aku sempat hadir dalam pikiranmu saat engkau sedang asyik bercakap-cakap?
Apakah aku masih ada tempat di hatimu?
Apakah kau masih ingat aku saat tersenyum bahagia?
Apakah kau masih memikirkanku saat tertawa terbahak-bahak?
Apakah aku selalu terlintas dalam benakmu saat kau bersamanya?
Sekedar sejenak lewat, pernahkah aku ada dipikiranmu saat bersamanya?
Semakin memata-mataimu semakin lemah aku
Aku tak mau lagi, tapi kau masih bisa aku lihat
Aku berusaha mengabaikanmu tapi kau selalu memberi ruang agar aku dapat memata-mataimu
Kau masih dengan riang memberitahu bahagianya hidupmu dalam gambar yang kau tunjukkan ke semua
Sadarkah engkau, dengan sifatmu itu membuatku tak bisa mengobati lukaku ini?
Biarlah, aku tahu itu sifatmu
Biar aku yang mengalah, aku berusaha tak memperhatikan gambaran yang kau umumkan
Sekeras hati berusaha melewatimu, walau itu sulit dilakukan
Justru membuat cerita lalu menggeliat meminta dikenang kembali
Aku ingin seperti dirimu, dapat bahagia tanpaku
Dapat mengguratkan senyum bahagia
Aku berusaha pulih lagi, meski dengan meminta banyak bantuan
Meski membutuhkan waktu yang lama
Aku berusaha
Dengan cara mengabaikanmu
Mengabaikan gambaranmu
Mengalahku, demi kehidupanku yang baru
Masih mencuri gambaran senyumnya
Memandangi wajah manisnya
Mengagumi tatapan lembutnya
Masih lemah saja aku
Lengah sedikit kembali mengingatnya
Kalau begini kapan aku kuat kembali
Tampak masih jauh beraniku merelakannya
Ingin rasanya dapat tersenyum lepas seperti dia disana
Tanpa beban melangkah dan cepat melupakan kisah itu
Seperti tak terjadi apa-apa lagi
Kembali seperti sedia kala, bahagia menyertai
Setelah kisah itu berakhir, apakah dia pernah memikirkan aku dalam detik hidupnya?
Apakah dia merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan?
Apakah dia sempat terpuruk dan menderita hebat dalam merasakan sakit ini?
Ingin aku menanyakan kepadanya bagaimana cara tercepat melupakan kisah itu
Bagaimana jalan pikirannya hingga sanggup memusnahkan kisah yang mungkin telah usang itu
Aku disini masih mencoba merangkak keluar dari nestapa
Meraba-raba dalam gelap berharap cahaya penyelamat datang menyelamatkanku
Aku masih sering terjaga dari tidurku di malam hari
Kau masih datang merayu di dalam mimpiku, dengan peran di masa lalu
Membuat aku tak berdaya karena itulah kondisi terlemahku
Hingga pagi menjelang aku terbangun dengan nafas terengah-engah
Seakan cerita lalu kembali datang, aku menyukainya tapi ketika sadar itu hanya mimpi, aku membencinya
Aku mengawali pagi dengan perasaan menyesal begitu hebat
Menutupi semangatku yang seharusnya aku tumbuhkan untuk menjalani hariku
Terlintas lagi kenangan-kenangan terdahulu
Makin membuatku sedih, terpuruk dan meningkatkan kadar penyesalanku
Apakah dia sudah benar-benar lupa akan kisah itu?
Cerita tentang canda tawa kita
Berbagi kisah yang telah dijalani
Apakah dia sudah benar-benar lupa akan kisah itu?
Saat dia memarahiku
Saat aku membuatnya menangis
Saat aku mengantarmu
Saat aku menjemputmu
Saat kita bernyanyi dalam perjalanan pulang
Saat kita menikmati malam
Saat aku membuatmu tertawa
Saat kau membuatku gemas dengan tingkahmu
Saat aku memelukmu
Saat aku mengecupmu
Masih melekat kuat dibenakku segala tingkah lakumu yang senantiasa membuatku tersenyum
Segala kepiawaianmu menghidupkan percakapan
Senyummu yang senantiasa melemahkanku
Segala kenangan itu yang semakin melumpuhkanku saat aku mengingatnya
Sungguh sesal terbesar yang pernah aku rasakan
Sungguh sakit terhebat yang pernah aku alami
Tolong, beritahu aku
Bagaimana cara melewati semua ini
Kau begitu tangguh cepat pulih
Mungkin karena sesalku ini terlalu mendalam hingga aku masih tertatih
Masih memikirkanmu
Seakan hal itu baru kemarin terjadi
Berharap akan kembali
Namun mustahil terjadi
Apakah engkau pernah memata-mataiku?
Apakah engkau sempat memata-mataiku?
Apakah aku masih menjadi penghuni mimpimu?
Apakah engkau terjaga di malam hari dikarenakan kedatanganku dalam mimpimu?
Apakah engkau masih memikirkanku disaat ramainya suasana disekitarmu?
Apakah engkau sempat mengingatku saat kau berada di keramaian?
Apakah aku sempat hadir dalam pikiranmu saat engkau sedang asyik bercakap-cakap?
Apakah aku masih ada tempat di hatimu?
Apakah kau masih ingat aku saat tersenyum bahagia?
Apakah kau masih memikirkanku saat tertawa terbahak-bahak?
Apakah aku selalu terlintas dalam benakmu saat kau bersamanya?
Sekedar sejenak lewat, pernahkah aku ada dipikiranmu saat bersamanya?
Semakin memata-mataimu semakin lemah aku
Aku tak mau lagi, tapi kau masih bisa aku lihat
Aku berusaha mengabaikanmu tapi kau selalu memberi ruang agar aku dapat memata-mataimu
Kau masih dengan riang memberitahu bahagianya hidupmu dalam gambar yang kau tunjukkan ke semua
Sadarkah engkau, dengan sifatmu itu membuatku tak bisa mengobati lukaku ini?
Biarlah, aku tahu itu sifatmu
Biar aku yang mengalah, aku berusaha tak memperhatikan gambaran yang kau umumkan
Sekeras hati berusaha melewatimu, walau itu sulit dilakukan
Justru membuat cerita lalu menggeliat meminta dikenang kembali
Aku ingin seperti dirimu, dapat bahagia tanpaku
Dapat mengguratkan senyum bahagia
Aku berusaha pulih lagi, meski dengan meminta banyak bantuan
Meski membutuhkan waktu yang lama
Aku berusaha
Dengan cara mengabaikanmu
Mengabaikan gambaranmu
Mengalahku, demi kehidupanku yang baru
Komentar
Posting Komentar