Langsung ke konten utama

Cerita singkat tentang Ramadhan dan Syawal

Yaak..!!!

Bulan Ramadhan telah berlalu, hikz, sedih juga ya ditinggal Ramadhan...
Masa-masa menahan lapar, haus dan emosi telah dilewati, namun upaya membentuk diri menjadi manusia yang lebih baik takkan berhenti begitu saja mengikuti konsep datangnya Ramadhan yaitu hanya datang setahun sekali. Semua pembentukan kita dan pelatihan kita semoga dapat dipertahankan untuk bulan-bulan selanjutnya, tidak hanya pada bulan Ramadhan, sehingga kita akan berubah menjadi manusia yang multitalent, baik untuk urusan duniawi maupun urusan akhirat.

Hmm...
Segala gegap gempita bulan puasa memang tak dapat tergantikan ya.
Suasana yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya, siangnya, maupun malamnya.
Melihat orang-orang yang mencoba bertahan dalam menjalani puasa di siang hari dengan tetap berkutat pada aktifitasnya. Ada pula yang berleha-leha menahan lemas (saya sih terkadang seperti itu, menghabiskan waktu banyak hanya untuk tidur, hehehe).
Namun, suasana malam hari begitu semarak. Dari mulai maghrib (orang-orang sebagian sudah pada grasak-grusuk membabat habis makanan dan minuman untuk berbuka puasa) sampai subuh.
Kegiatan tarawih yang dilakukan setelah Isya (hehe, maaf, yang satu ini jarang saya lakukan :P) sebagai penyemarak waktu malam di lingkungan, sangatlah berkesan. Apalagi suara-suara petasan yang sesekali terdengar, wuiihh, bikin seru daah! yaa, meski gak seperti waktu saya kecil dulu, suara petasan begitu menggelegar dimana-mana, begitu banyak anak-anak kecil yang memasang petasan bahkan sampai perang menggunakan petasan! (dulu saya sempat ikutan, serulah, he) ataaupun ada sebagian bocah yang berantem menggunakan sarung, yang lazimnya disebut perang sarung, ada-ada saja yak :D

Sekarang telah lewat kembali masa-masa itu, tak lagi terdengar suara anak-anak yang keliling membangunkan untuk sahur atau suara di masjid atau di musholla yang berkoar-koar pada jam 2 malam untuk membangunkan orang-orang sahur..

Sekarang, Syawal telah datang, seperti biasa membawa hari kemenangan yaitu Idul Fitri.
Diiringi kumandang takbir dan diawali hari dengan shalat Ied (meski makin kesini jumlah orang yang shalat jadi dikit, mungkin 'dah gak jadi tren lagi kali ya shalat Ied itu, hehe, pizz ah) lalu dihabiskannya hari dengan bermaaf-maafan.
Dimulai dari keluarga, yak, sungkem kepada bapak-ibu yang dengan sabar merawat saya ini, yang mesti diapainpun tetap begini-begini saja, minta maaf karena masih begini, belum keluar dari begini-beginian, hehehe. Minta maaf sama kakak, atas jasanya pula dia ikut andil dalam perkuliahan saya, thanx my Sista ;)
Berlanjut ke lingkungan sekitar.. Orang yang dikenal maupun tidak tetap saja maaf-maafan, bertemu dijalan maaf-maafan, berkunjung ke rumah maaf-maafan juga. Anak-anak kecil lari-lari dengan ketawa sambil menggenggam ampao lebaran (hikz, karena dah gede gak dapat jatah deh :(.. )
Tujuan terakhir adalah rumah saudara-saudara yang jauh, pokoknya babat habis segala tempat tujuan dalam satu hari, one day show.
hmm, tahun ini gak mudik, jadi menghabiskan liburan yaa di disini-sini saja, di tempat-tempat yang biasa disinggahi..

Yuph, pokoknya forgive full today dah ini hari, menghapus dosa yang terlihat atau tidak, yang disengaja atau tidak, yang direncanakan atau tidak.
Segenap hati ini berlafas dengan tulus mengucapkan Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir Batin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENUNGKAN

Cintaku... Seperti sebuah pohon. Yang kurawat dari kecil hingga berbuah ranum. Tak luput kumerawatnya. Kusirami dengan air kasih sayang. Kupupuki dengan canda tawa. Kupotong dahan-dahan kebosanan. Kupangkas daun-daun kesedihan. Namun, bila seseorang yang kusayang, atas namanya aku merawat pohon tersebut, menebang pohon itu.. Takkan kuizinkan lagi dia mendekati pohonku.

TENGAH HARI SETENGAH HATI

Matahari kian ke tengah Makin terik, badan kian basah Angin masih lambat melaju Awan berjalan tak padu, terpencar jauh - jauh Aku seakan layu; Kering tak bertenaga Ya sudah, tak apa Sesekali beri waktu buat diri menyendiri Nikmati saja keadaan ini Tak harus terus berjalan Beristirahat sejenak buat hilangkan peluh Sampai matahari bergeser ke barat Menjadi keadaan waktu yang bernama sore Aku akan mencoba bergegas lagi; Tak perlu dipaksakan Toh ini masih waktu senggang Biar tenang sempurna menggenang

MENUNGGU KEAJAIBAN DATANG

Sesuatu belum mendarat Masih melayang-layang bebas tanpa arah Berharap ada daratan luas untuk berpijak Berjalan kemudian berlari bebas Masih mengarungi mimpi tak terbatas Menghimpun harapan dari segala arah Memadatkan angan agar jadi kenyataan Tiada jua lelah menenun kesempatan Masih bersembunyi dalam senyum Membaur pedih dalam tawa Melangkah tanpa menundukkan kepala Menunggu keajaiban datang... Tanpa keterangan waktu tepatnya